Prosedur Analitis Dalam Perikatan Audit

Prosedur analitis dipandang sebagai cara yang hemat biaya untuk mengumpulkan bukti audit. Prosedur analitis mencakup pertimbangan perbandingan informasi keuangan entitas dengan, misalnya, informasi yang sebanding untuk periode sebelumnya, hasil yang diantisipasi entitas seperti anggaran prakiraan, ekspektasi auditor seperti estimasi pendapatan, dll. Lebih jauh, informasi industri yang serupa seperti rasio keuangan perbandingan dengan entitas dalam industri serupa dengan kondisi serupa dapat digunakan. Prosedur analitis juga terdiri dari evaluasi hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non-keuangan, sebagai contoh seperti antara biaya penggajian dengan jumlah karyawan.

Hubungan antara elemen informasi keuangan yang diharapkan sesuai dengan pola yang dapat diprediksi berdasarkan pengalaman entitas, seperti persentase margin kotor adalah contoh lain dari ukuran yang dapat digunakan.

Standar mengenai prosedur analitis, ISA 520, menyatakan bahwa berbagai metode dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur analitis, yang berkisar antara melakukan perbandingan sederhana hingga melakukan analisis kompleks menggunakan teknik statistik tingkat lanjut. Metode tersebut dapat diterapkan pada laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan dan/atau pada komponen dan elemen informasi individual.

Beberapa contoh metode dan teknik tersebut akan ditampilkan dalam teks berikut. Prosedur analitis dapat dilakukan pada setiap tahap dalam proses audit: tahap perencanaan, tahap pengujian (prosedur analitis substantif) dan tahap penyelesaian.

Prosedur Analitis Pada Tahap Perencanaan

Sebelum memulai dengan prosedur analitis substantif, auditor memperkirakan nilai yang diharapkan dan memilih metode yang akan digunakan, misalnya rasio keuangan seperti persentase margin kotor. Hasil yang diharapkan dilakukan dengan pertimbangan profesional dan berdasarkan diskusi awal dengan klien. Setelah melakukan prosedur analitis, auditor membandingkan nilai aktual dengan nilai yang diharapkan dan mencari alasan untuk setiap variasi yang signifikan.

Variasi yang tidak dapat dijelaskan dapat mengindikasikan kesalahan penyajian dalam angka-angka di area tersebut, yang akan mengarahkan auditor untuk merencanakan pekerjaan audit mereka untuk mencurahkan lebih banyak waktu dan sumber daya untuknya. Ketika penggunaan prosedur analitis tidak mengidentifikasi perbedaan yang tidak terduga, hasilnya memberikan bukti yang mendukung pernyataan manajemen. Oleh karena itu, prosedur analitis dalam fase perencanaan dapat dilihat sebagai prosedur penilaian risiko yang efisien.

Prosedur Analitis Substantif

Prosedur substantif auditor dalam pengumpulan bukti dapat berupa pengujian detail, prosedur analitis substantif, atau kombinasi keduanya. Keputusan tentang prosedur apa yang harus dilakukan didasarkan pada penilaian auditor tentang efektivitas dan efisiensi yang diharapkan terhadap ketersediaan prosedur untuk mengurangi risiko audit pada tingkat asersi ke tingkat rendah yang dapat diterima sebagaimana dinyatakan dalam standar.

Akan tetapi, bukti yang dikumpulkan melalui prosedur analitis umumnya digunakan untuk melengkapi metode pengumpulan bukti substantif lainnya, alih-alih digunakan sebagai satu-satunya sumber bukti. Prosedur analitis substantif umumnya lebih berlaku untuk transaksi dalam jumlah besar yang cenderung dapat diprediksi dari waktu ke waktu, karena pola hubungan lebih mudah dikenali.

Akan tetapi, kesesuaian prosedur analitis tertentu akan bergantung pada penilaian auditor tentang seberapa efektifnya dalam mendeteksi salah saji yang secara individual atau bersama-sama dengan salah saji lainnya dapat menjadi material menurut standar. Berbagai jenis prosedur analitis substantif memberikan tingkat kepastian yang berbeda. Misalnya, prediksi total pendapatan sewa pada bangunan yang dibagi menjadi apartemen, dengan mempertimbangkan tarif sewa, jumlah apartemen, dan tarif sewa dapat memberikan bukti yang meyakinkan kepada auditor dan dapat menghilangkan kebutuhan untuk verifikasi lebih lanjut melalui pengujian rincian.

Oleh karena itu, penggunaan prosedur analitis dapat memberikan bukti yang cukup dalam contoh ini. Sebaliknya, perhitungan dan perbandingan rasio keuangan utama seperti perbandingan persentase margin kotor sebagai sarana untuk mengonfirmasi angka pendapatan memberikan bukti yang kurang meyakinkan dan dapat digabungkan dengan prosedur audit lainnya.

Prosedur analitis substantif tertentu juga dapat dianggap sesuai ketika pengujian rincian dilakukan pada pernyataan yang sama. Misalnya, ketika memperoleh bukti audit mengenai pernyataan penilaian untuk piutang usaha, auditor dapat menerapkan prosedur analitis seperti perbandingan informasi tahun sebelumnya sebagai tambahan dengan pengujian rincian pada penerimaan kas berikutnya untuk menentukan kemungkinan pembayaran. Dua contoh terakhir ini menggambarkan bagaimana prosedur analitis dapat melengkapi pengujian rincian, yang umumnya dilakukan oleh prosedur analitis seperti yang disebutkan sebelumnya.

Prosedur Analitis Pada Tahap Penyelesaian

Tahap akhir penggunaan prosedur analitis adalah pada tahap peninjauan menyeluruh audit dan tujuan penggunaan prosedur analitis pada tahap ini adalah untuk membantu auditor dalam membuat kesimpulan dan mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara menyeluruh dan kewajarannya. Hal ini melibatkan peninjauan laporan keuangan dan catatan. Peninjauan akhir laporan keuangan ini membantu auditor menilai kelangsungan usaha dan menunjukkan kemungkinan salah saji yang belum ditemukan dan diperbaiki.

Sumber:

× For inquiries, please chat us...