Sering dapat telepon oleh calon klien yang meminta perusahaannya diaudit. Yang tujuannya beraneka ragam; untuk pengajuan pinjaman ke bank, mengikuti tender proyek, pertanggungjawaban manajemen, ataupun menggaet investor. Namun ketika calon klien tersebut ditanya mengenai hal-hal penting dalam audit; seperti misalnya basis pelaporan keuangan, kelengkapan laporan keuangan, dan dokumen pendukung lainnya, mereka menjawab tidak tahu. Bahkan ketika ditanya laporan keuangan standar, mereka hanya ada rekening koran.
Auditor eksternal juga tidak bisa melakukan perikatan audit atas perusahaan yang hanya memiliki rekening koran dalam pelaporan keuangannya. Dan jikapun auditor eksternal menawarkan jasa perbaikan sistem informasi dan pelaporan, maka merekapun tidak bisa melakukan audit atas pekerjaan mereka sendiri. Oleh karena itu, dari sisi klien hanya bisa memilih salahsatu diantara dua layanan; perikatan audit atau jasa sistem informasi dan pelaporan keuangan.
Nah dari sini kita bisa menilai, bahwa ketika mendirikan perusahaan atau kegiatan bisnis, mungkin saja pelaku bisnis hanya memikirkan bagaimana mendapatkan penghasilan, mengoptimalkan strategi yang hanya fokus pencapaian laba, dan melakukan efisiensi biaya. Sehingga hal-hal lain yang berhubungan dengan manajemen, tata kelola, sistem informasi dan pelaporan keuangan atas usahanya tidak menjadi prioritas bagi mereka.
Pernah diskusi dengan pelaku bisnis tentang masalah sistem/manajemen dan strategi pencapaian omset/laba, mana yang harus menjadi prioritas dan didahulukan?
Saya jawab, dari sisi pelaku bisnis yang ambisius, mungkin akan memilih strategi pencapaian omset/laba, tanpa mempertimbangkan risiko yang akan terjadi dikemudian hari terkait dengan aktivitas usahanya. Tapi bagi pelaku bisnis yang memiliki visi dan misi jangka panjang atas kegiatan usahanya tentunya akan melakukan tindakan yang seimbang antara sistem/manajemen dan strategi pencapaian omset/laba, seiring dengan semakin kompleksnya aktivitas bisnis dan manajemennya.
Dengan melakukan tindakana penyeimbangan tersebut, segala risiko yang berhubungan perusahaan; baik dari sisi manajemen maupun peraturannya, akan bisa diantisipasi sejak dini. Seperti misalnya, perubahan struktur manajemen organisasi, sistem informasi dan pelaporan keuangan, perpajakan, dan lain-lain.
Kesimpulannya, sebuah pencapaian tidak akan berjalan dengan baik tanpa dibarengi dengan perubahan yang mendukung atas pencapaian tersebut. Sebuah strategi tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus ada intervensi komponen lainnya untuk memaksimalkam atas pencapaian tersebut agar berjalan sesuai rencana, prosedur, terukur, dan hasilnya memuaskan.